Loading...
Jumat, 18 Juli 2014

Orang Asli Papua Bukan Miskin di Tanahnya, Tetapi Ruang Demokrasinya Ditutup Mati

Bonfasius Yatipai ( Potret GD )
Kemisikinan Penduduk Asli Papua (PAP) bukan merupakan bagian dari sebuah warisan nenek moyang dan leluhur Rakyat dan Bangsa Papua. Tetapi, atas dasar sejarah bahwa sejarah telah membuktikan bahwa sebelum Indonesia datang menduduki dan menjajah Penduduk Asli Papua, Orang Asli Papua (OAP) adalah orang-orang papua kaya dan tidak hidup tergantung pada orang lain. 
Hal ini, orang papua memunyai tradasi dan mempunyai sejarah tersendiri ialah, hidup dengan tertib dengan tatanan budaya yang teratur, tidak pernah diperintahkan oleh orang lain. Penduduk Asli Papua (OAP) adalah orang-orang yang merdeka dan berdaulat atas hidup, dan hak kepemilikan tanah dan hutan yang jelas. Jelasnya secara turun-temurun. Orang Asli papua sudah ada di Tanah ini (Papua). Sebelum nama Indoneia Lahir. Kemiskinan Penduduk Asli Papua merupakan  hasil (produk) dari sistem pemerintahan dan penjajahan Ekonomi yang dilakukan oleh Indonesia  dengan Sengaja, sistematis dan jangka panjang atas nama pembangunan nasional yang semu.
Wajah dalam kehidupan sehari-hari di papua, kemiskinan penduduk Asli Papua (PAP) sangat nyata dan telanjang di depan mata kita. Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Tanah Papua sangat Melimpah. Emas,perak,Ikan,Hutan,rotan,minyak semuanya ada di Tanah Papua. Papua memberikan sumbangan terbesar kepada Indonesia setiap tahun. Contoh: PT Freeport perusahan milik Amerika ini memberikan sumbangan pajak kepada Indonesia ( Jakarta ) Rp 18 Triliun setiap tahun. Ini belum termasuk, sumbangan pajak dari British Petrolium (BP)  milik Inggris di Bintuni, Manokwari dan pajak minyak yang diproduksi sorong perusahan milik Cina.
Ini bagian dari salah contoh penindasan yang dilakukan dan merupakan penghilangan tradisi kebersamaan (OAP) atas dasar adanya kekayaan yang berlimpa di papua. 
Hal di atas, Rakyat papua pemilik dan ahli waris Tanah yang Kaya Raya ini bantai seperti hewan dengan diberikan mitos sepratis, maker dan anggota OPM. Dan juga dibuat tak berdaya dan kemiskinan peramensecara struktural, sistematis oleh penguasa Pemerintah Indonesia.
Misi utama Indonesia menganeksasi, menduduki dan menjajah papua ialah Kepentingan ekonomi dan politik. Untuk mempertahankan dan mengkekalkan kepentingan ekonomi dan politik itu, pemerintah Indonesia selalu menggunakan semua instrument hukum, Undang-Undang, kekuatan politik dan keamanan menangkap, mengejek, menembak mati, membunuh, menculik, menyiksa, dan memenjarakan Penduduk Asli Papua dengan mitos sepratisme. Memang, Ironis, nasib dan masa depan Penduduk Asli Papua dalam Indonesia. Pemerintah Indonesia dengan tangan besi, kejam dan brutal yang benar-benar menghancurkan harkat, martabat, hak-hak dasar dan masa depan Penduduk Asli papua di atas Tanah leluhur mereka sendiri.
Konspirasi ekonomi dan politik antara dua Negara dan Bangsa.  Pemerintah  Amerika Serikat, menempatkan “Kebunnya” Amerika Serikat, PT Freeport, yang sedang merampok, melakukan pencurian, Pemerintah Indonesia sebagai “Satpam”penjaga ini juga mendapat beberapa keuntungan: Dia (Indonesia) mendapat royalty 18 Triliyuan setiap tahun. Sementara menjadi penjaga, dia membantai dan memusnahkan Penduduk Asli pemilik Tanah. Indonesia juga mendatangkan penduduk Indonesia dipindhkan ke Papua yang dikemas dengan Program Transmigrasi dan di tempatkan di lembah-lembah subur di seluruh Tanah Papua. Perampokan Tanah milik Penduduk Asli  Papua dan menyingkirkan (memarjinalkan) mereka bahkan Penduduknya dibunuh secara kejam atas nama pembangunan Nasioanl. Pemerintah Amerika Serikat mempunyai kepentingan ekonomi di Indonesia dan Papua,sedangkan pemerintah Indonesia sebagai “ Satpam “ penjaga mempunyai kepentingan ekonomi dan politik untuk menguasai Tanah Papua dengan memusnahkan Penduduk Asli Papua dengan mitos Separatisme, OPM dan berbagai bentuk pendekatan.
Sudah waktunya Pemerintah Indonesia menjadi malu dan harus berterima kasih banyak kepada Penduduk Asli Papua yang menyumbangkan Rp 18 Triliyun dari hasil tambang emas Papua kepada Indonesia setiap tahun. Sebaliknya,apa yang didapat oleh Penduduk Asli Papua dari Negara Indonesia? 
Tapi,sayang, Presiden RI,SBY mengampanyekan mitos separatism di Papua adalah :
  1. Untuk menyembunyikan kejahatan kekerasan terhadap kemanusiaan,kejahatan ekonomi,kegagalan melindungi dan membangun Penduduk Asli Papua.
  2. Untuk menyembunyikan kemiskinan Penduduk Asli Papua yang menyedihkan di atas kekayaan sumber alam yang limpah.
  3. Untuk membelokan akar masalah papua yang dipersoalkan Penduduk Asli Papua tentang status politik, sejarah diintegrasikannya Papua ke dalam wilayah Indonesia melalui PEPERA 1969 yang cacat hokum, dan pelanggaran HAM yang kejam.
  4. Membelokan atau mengalihkan peratian dari rakyat Indonesia dan komunitas Internasional tentang kegagalan Otonomi khusus.
  5. Pemerintah Indonesia berusah membelokan dukungan kuat untuk dialog damai antar rakyat Papua dan Pemerintah Indonesia ke mitos Separatisme.
  6. Persoalan Pelik dan kompleks yang berdimensi Vertikal antara Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua yang sudah berlangsung empat dekake sejak 1 Mei 1963- sekarang ini mau dialihkan atau direduksi ke masalah Orizontal dengan mengriminalisasi gerakan dan perlawanan moral seperti Komite Nasional Papua Barat ( KNPB)
Pieter sambut dalam buku biografi pater Jhon Djonga “ Melawan Penindasan dan Diskriminasi di Papua” Memberikan pemaparan yang tegas dan jelas . “ meskipun dari tahun ke tahun pembangunan ekonomi secara nyata telah dilakukan , tetapi sentuhan pembangunan tersebut begitu banyak mengubah nasib rakyat di Papua, terutama di kampong-kampung. Mereka masih tetap bergelut dengan ketertinggalan dan kemiskinan. Bebas hidup yang ditanggung rakyat akibat krisis dan salah urus pemerintah kian hari kian berat dan meluas “upaya pembangunan yang selama ini digagalkan sepertinya hanya sebuah kata yang manis untuk di ucapkan . Fakta begitu telanjang memotret ketertinggalan dan kemiskinan di segala aspek kehidupan  masyarakat Papua”
Oleh : B_Yatipai

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP