Loading...
Senin, 29 September 2014

AKIBAT KEKAYAAN ALAM, HIDUPKU TERANCAM

Kekerasan Negara di Papua
Papua, pulau yang indah sebagian orang disebut sorga kecil, yang berbentuk burung Cendrawasih ini punya sejarah panjang. Peradaban orang luar Sejak pertamakali dipulau ini ditemukan, sampai saat ini, pulau ini akan tetap dikenang oleh siapa saja yang pernah menginjakkan kakinya di bumi cendrawasih ini. Oleh karena keindahan dan kekayaan alamnya yang sangat luar biasa.
Walau sedemikian penduduk aslinya, yang berasal dari orang asli Papua, atau bangsa Papua yang berumpun Melanesia, mempunyai ‘Memoria Passionis’. Ingatan penderitaan di atas tanah airnya yang sangat kaya raya.
Orang papua pada umumnya tanah adalah mama yang menghidupi hidup bagi anaknya, dengan  adanya perusahaan-perusahaan nasional maupun global memisahkan manusia dan tanahnya sehingga Manusia yang punya sorga kecil itu hidupnya menderita tidak terlepas dari berhadapan moncong kejahatan.

Kekayaan, keindahan  Alamnya yang tumpah ruah dan indah namun tanah ini dianggap dan diperlakukan sebagai tanah tanpa pemiliknya. Kekayaanya dikuras, Melakukan kekerasan pemerkosaan, pembunuhan, penembakan, perampasan, penganiayahan dll terus terjadi terhadap Orang asli Tanah ini. Negeri ini akhirnya menjadi ajang perebutan dari kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik nasional maupun global.
Kehadiran perusahaan-perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam Papua telah menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Papua. Baik itu berupa perampasan tanah,kehilangan akses ekonomi, kerusakan lingkungan maupun pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat adat lainnya. Protes-protes masyarakat merupakan ancaman bagi keberlangsungan perusahaan-perusahaan sehingga mendatangkan tenaga keamanan piahk TNI dan POLRI dalam jumlah yang banyak.
Aparat keamanan dan perusahaan-perusahaan bekerja sama untuk menghadapi perlawanan-perlawanan masyarakat. Pos-pos pengamanan didirikan berdampingan dengan perusahaan. Bahkan, Perusahan-perusahaan besar menyediakan dana khusus untuk operasi-operasi pengamanan. Sementara itu, pos-pos militer dan polisi sengaja tempatkan di areal-areal perusahaan.
Akibatnya, kekerasan-kekerasan yang terjadi pula atas dukungan perusahaan perusahaan besar. Protes-protes masyarakat terhadap perlakukan perusahaan dihadapi dengan operasi militer, bahkan protes masyarakat dicap sebagai gerakan separatisme. Sehingga kekerasan, intimidasi, penculikan, pembunuhan dan bentuk-bentuk pelanggaran hak asasi manusia (HAM) kerap dialami bagi mereka yang menuntut keadilan kepada perusahaan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
TOP